
Gus Nas Jogja
Pada gempa dan banjir kupetik kelopak rahasia
Sebab bunga-bunga mekar yang tak pernah disyukuri
Hutan belantara yang terus digergaji tiada henti
Adalah puncak petaka dan kemanusiaan yang telah mati
Bencana datang silih berganti
Sebab langit dan bumi tak lagi menemukan mimpi
Pada manusia yang kehilangan marwah dan budi pekerti
Bencana menjelma watak bengis alam semesta
Saat manusia sudah melampaui batas kemanusiaannya
Menyeret-nyeret agama untuk cipratan ludah tipudaya
Menjual iman pada lapak kebencian di pasar loak dunia
Kucari hikmah sejati di rumah-rumah roboh
Pada lalat-lalat yang berdengung di tenda-tenda pengungsi
Tapi yang kutemukan adalah kerontang jiwa
Orang-orang yang kelaparan pada ruh dan jati dirinya
Berjalan di antara puing-puing hati nurani
Air mataku menjelma banjir bandang dan gemalau duka
Detak jantungku mewartakan gempa di kebisuan kata
Tuhanku
Kembalikan takbirku pada pembuka sembahyangku
Bukan takbir yang bercipratan di jalan raya
Bukan takbir penuh jumawa sembari menepuk dada
Sebab pada puncak Attahiyat bertabur cinta
Hanya ada salam dan keberkahan pada seisi dunia
20 Januari 2021