
Gus Nas Jogja
Banjir bukanlah takdir
Kepada kemarau yang hanya menyisakan butiran debu
Tak pernah kusebut hujan lebat dalam doaku
Berhentilah mrmbenci hujan
Biarkan gerimis mengetuk jendela
Biarkan basah menjadi indah mengeramasi rambutmu
Banjir bukanlah takdir
Sebab reranting rindu yang patah
Pohon-pohon Cinta yang dibelah oleh gergaji
Akan melahirkan luapan luka pada kasih yang tak sempurna
Untuk apa memuja agama
Jika cahaya Ilahi tak pernah bersinar di dalam hati
Bukankah iman sejati pantang memberhalakan diri sendiri?
Bacalah gerak lidah dan getar bibir diri sendiri
Sudahkah harmoni dengan getaran jiwa di dalam hati?
Jangan pernah salahkan banjir yang datang silih berganti
Bertanyalah pada iman yang rapuh dan keruh di kelam sunyi
19 Januari 2021