Gus Nas Jogja
Bu Tejo adalah kita
Mendesis bagai ular berbisa
Lidahnya melilit kemana-mana
Bu Tejo adalah kita
Wajah gelisah menatap entah
Bibirnya merah membelah marwah
Lidahnya lintah menghisap darah
Kutanya pada Ibu kita Kartini
Dimana terang yang pernah terbit itu kini sembunyi?
Jawabnya hanya perih berkesiur di dalam hati
Kutanya pada Mami Syahrini
Kenapa ghibah dan fitnah begitu cetar membahana di era milenial ini?
Jawabnya hanya rumput bergoyang di taman sunyi
Bu Tejo adalah tragedi
Datang tak diundang pada masa pandemi
Pulang tak diantar melucuti diri sendiri
Bu Tejo adalah komedi
Virus Corona dan konspirasi semakin keruh tak henti-henti
Bergunjing ria sembari tertawa dan meneteskan air mata sesama anak bangsa
Merayakan Kemerdekaan dan Hijrah dalam satu Puisi, 2020