Home Gagasan Guru Dunia Sepi Tanpa Musik

Dunia Sepi Tanpa Musik

0
Dunia Sepi Tanpa Musik
Lukisan sebuah vas Yunani kuno menggambarkan pelajaran musik (sekitar 510 SM)/Foto: Bibi Saint-Pol, Wikimedia Commons

Endang Sriningsih, S.Pd., M.Pd.
Guru Seni Musik SMP Negeri 4 Mataram, Nusa Tenggara Barat

Suyanto.id–Musik adalah kumpulan nada yang berirama dan terdengar selaras (harmonis). Kumpulan nada apabila tidak disuarakan, hanyalah bagian dari musik yang belum bisa kita nikmati keindahan melodinya. Begitu pula irama, meskipun pola ketukannya jika ditulis tampak menarik, jika tidak diperdengarkan, maka kita tidak bisa menikmati keindahan pola ritmenya. Oleh sebab itu, seni musik sering dikatakan sebagai seni suara.

Pada Zaman Purba, alat musik yang ada hanya berupa alat musik ritmis, antara lain berupa batu, kayu, bambu yang dipukul-pukul, dan gendang dari kulit binatang. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, berkembang pula berbagai alat musik beserta jenis musiknya.



Dalam kehidupan sehari-hari, musik memiliki berbagai fungsi. Melodi, irama, dan harmoni yang diaransemen secara apik merupakan musik yang dapat difungsikan sebagai hiburan, unsur pengiring dalam berbagai upacara, baik upacara keagamamaan maupun yang bersifat universal, dan simbol peradaban. Musik juga dapat menjadi media komunikasi untuk mengungkapkan berbagai perasaan, baik rasa suka, duka, bahagia, kecewa, benci, maupun cinta.

Pada umumnya orang belajar membutuhkan suasana yang tenang dan nyaman. Namun, ada di antara kita yang merasa lebih mudah menyerap ilmu apabila sambil mendengrkan musik. Perlu diketahui, bahwa mendengarkan musik juga bisa meringankan rasa cemas, suasana hati terasa tentram, dan tidur lebih nyenyak.

Di mana-mana musik mudah ditemukan dan kita selalu mendengarnya, baik sadar maupun tidak, meskipun kita tidak mencarinya. Di rumah ada handphone, nada deringnya rata-rata berupa musik, melihat video ada musik, di televisi banyak hiburan yang backsound-nya musik, setiap ada iklan selalu diiringi musik. Setiap menghadiri acara, baik acara pisah, kenal, pernikahan, sunatan, wisuda, maupun syukuran, selalu ada musik. Di perjalanan baik darat, laut, maupun udara pun diperdengarkan musik.

Dalam setiap keluarga, belum tentu anggota keluarganya memiliki selera musik yang sama. Hal ini terjadi karean pengaruh usia, kebiasaan, dunia kerja, pengalaman, dan hobi. Misalnya, ayah lebih menyukai musik klasik karena berasal dari keluarga pecinta musik klasik, ibu senang musik keroncong sebab sejak kecil hidup bersama kakek yang setiap harinya memperdengarkan musik keroncong.

Usia yang paling tidak suka apabila dikatakan tidak gaul atau ketinggalan zaman yaitu usia remaja. Maka dari itu, anak remaja pada umumnya lebih senang dengan musik pop (musik populer), yaitu musik yang nge-trend/nge-hits. Sementara itu, anak-anak pada umumnya lebih menyukai lagu maupun musik anak-anak sesuai dengan usianya. Kendati demikian, banyak pula anak-anak yang menyukai genre musik lain, hal ini karena faktor lingkungan.

Terkait selera musik pada setiap orang berbeda-beda, tidak perlu kita permasalahkan, yang penting tidak saling mengganggu ataupun merugikan antara yang satu dengan yang lain. Sikap santun dan toleransi perlu dijaga, bukan hanya yang terkait dengan dunia musik, namun dalam berbagai aspek kehidupan.

Selamat menikmati musik sesuai selera, perlu diakui bahwa dunia sepi tanpa musik. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here