Gus Nas Jogja
Tongkat tegak lurus itu kini telah rebah ke tanah
Padahal terik matahari sedang tajam menatap bumi
Kemarau keadilan membara di sudut-sudut negeri
Tongkat tegak lurus itu kini telah dirobohkan oleh usia
Pada senja yang kebingungan mencari makna
Di kegelapan keadilan ini aku menyaksikan Sang Dewi Yustisia melenggang melenggok begitu kenesnya
Hukum dan keadilan yang acapkali tajam dan tumpul sesuai selera
Tapi di tanganmu semua menjadi beda dalam mengucap makna
Keadilan yang bersembunyi pada palu di meja hijaumu tak bisa dibeli
Sebab hukum bukan komoditi yang halal untuk transaksi
Aku menyebutmu tongkat tegak lurus yang menancap di kalbu
Ketika bayang-bayang bengkok memantulkan delik dan duplik di layar kaca
Dan pasal-pasal karet dijualbelikan pada lapak-lapak meja hijau dimana-mana
Di tanganmu palu hakim itu mengetuk nurani
Kebenaran dan keadilan menemukan titik-temu menjadi daulat hukum yang sesungguhnya
Aku mengenalmu sudah begitu lama
Bertatap muka di kantor LBH Jogja tahun 1983 itu menjadi cara Tuhan mempertemukan kita
Saat Orde Baru begitu jumawa dan kita berjuang untuk kesetaraan hak-hak manusia
Saat reformasi tak kunjung menemukan jati diri
Dan korupsi kian mengganas di negeri ini
Palu keadilan di tanganmu keras bernyali
Tapi palu itu telah rebah di bumi
Tongkat kurus tegak lurus itu pun sudah harus dikafani
Pada Sang Maha Adil semua pasti kembali
28 February 2021