Oleh Gus Nas Jogja
Dengan melangitkan kalbu di langit biru
Kukepakkan sayap-sayap cinta merpati putih ini dengan kasih selembut harum gaharu
Perempuan berhati pelangi
Yang mengajarkan warna-warni selendang bidadari
Akulah kanfas putih yang kaulukis dengan bait-bait puisi
Ibulah bening telaga
Cermin keindahan tempat aku berkaca
Luas cakrawala yang membebaskan cintaku melesat menuju surga
Ibulah rahim samudera
Mutiara di kedalaman hidup
Yang mengajarkan padaku menyelam di relung palungnya
Dalam tempaan lalu-lalang batu karang
Dalam deburan deras ombak dan amuk badai pagi dan petang
Hanya ibu yang membulatkan hati agar tetap berjuang
Menjinjing kegelapan lalu memecahnya hingga benderang
Maafkan aku Ibu
Untuk puisi yang tak pernah usai ini
Untuk usia yang terlena dan sia-sia
Untuk gemerlap pesta yang bertabur luka
Di haribaan rindu
Kucium kaki ibu dengan hujan air mata
Gerimis doa yang tak henti-henti membasahi bumi
Antara Desember dan Januari
Ribuan puisi kulayarkan dalam dzikir abadi
Terimalah, ibu!
Nyanyian semesta yang kuhadiahkan sepenuh jiwa
22 Desember 2021