Oleh Gus Nas Jogja
Kusebut sungai pada detak jantungku
Ziarah mata air dari hilir ke hulu
Aliran cinta dan rindu yang bergelora di bening kalbu
Ribuan sungai berkisah pada sejarah bertabur kelu
Menjadi banjir zikir dan doa dalam helai sajadahku
Kini kusaksikan sungai-sungai itu tegak berdiri
Menjejaki aliran nadi dan pembuluh darahku
Sesudah banjir bandang kata-kata
Sumpah serapah dan taburan kebencian sesama anak bangsa
Sungai-sungai itu seakan merayakan pesta
Kutulis tangis dalam bait-bait langit
Pada genangan air mata yang berceceran dimana-mana
Aku menyaksikan lumpur menyembur dari jutaan tenggorokan putra-putri di negeri ini
Menenggelamkan rumah-rumah ibadah dengan bencana purbasangka
Apakah alam sedang merayakan pesta?
Ataukah bumi sedang menggaruk-garuk kepala menyaksikan manusia yang lalai dan khilaf atas kemanusiaannya?
Sungai-sungai itu kini berdiri
Menepuk dada dan merayakan murka pada manusia yang seluruh hidupnya hanya diperbudak nafsu semata
Menebas habis hutan tropis dalam jutaan hektar luasnya
Sungai-sungai itu kini berdiri
Mengencingi samudera dengan banjir duka-cita
Meludahi wajah-wajah pendusta yang telah culas dengan ketakamannya melecehkan alam semesta
30 Januari 2021