
Gus Nas Jogja
Selamat pagi, Malioboro
Kusapa engkau dengan mata sembab entah kenapa
Setengah Abad sudah waktu mengucap rindu
Ribuan bait puisi yang kini tinggal tulang terkubur debu
Di bawah patung Sudirman itu
Kau dan aku pernah berdebat tentang cinta
Juga kesetiaan yang kehilangan makna
Mencari Indonesia yang tak kunjung bersua
Antara Danurejan dan Ketandan kutandai jejak kaki ini
Suara adzan di Masjid Sulthoni Kepatihan dan riuh transaksi di Pasar Beringharjo
Masih menggema dalam bait-bait rinduku
Malioboro tak lagi merayakan mekar bunga kemuning
Pada titik nol kilometer kota Jogja ini
Yang tersisa hanya bara api cinta yang membakar rindu dan puing-puing puisi masa lalu
Kapankah gerbang Gedung Agung akan dibuka untuk menyambut kehadiran para pujangga?
Untuk penyair yang telah lama kehilangan pena?
Gus Nas Jogja atau H. M. Nasruddin Anshoriy adalah Pengasuh Padepokan Desa Kebangsaan Ilmu Giri, Imogiri.
Senandung seorang Gus…