Gus Nas Jogja
Menapaki jalan mendaki membelah sunyi
Kuikrarkan takbir segala rindu ini hanya padaMu
Hidup hanyalah sujud
Detak dan detik denyut darah
Kujumlah degub jantungku hanya untuk menyembah
Kusumpahkan hidup dan matiku hanya milikMu
Maha Suci duhai Sang Maha Puisi
Yang memperjalankan kata-kata hingga di Kerajaan Surga
Yang memetik makna pada taman bunga Sidratil Muntaha
Betapa puisinya hidup ini
Sembahyang rindu lima waktu
Persembahan cinta kepada Sang Maha Cinta
Adakah yang lebih puisi dari Attahiyat penuh kemesraan ini?
Embun yang menetes di relung jantung
Kini menetas menjadi Cahaya
Perjalanan malam dalam sekedipan mata
Inikah altar Mustawan yang penuh rahasia itu?
Singgasana Tuhan di Kerajaan Langit yang menyilaukan itu?
Maha Suci duhai Sang Maha Cinta
Telah kuterima ijab semesta puisi ini dalam sukacita batinku
Dengan menatap wajahMu
Ijinkanlah aku menunaikan malam pertamaku dengan tahmid menggebu
11 Maret 2021