Gus Nas Jogja
Tiba-tiba aku merasa asing berdiri di sini
Remuk-redam jiwa bangsa dalam pelukan fatamorgana
Kepada siapa aku harus bertanya jalan lurus menuju surga?
Miras merampas rapuh negeriku
Miras meremukkan rambu jalan hidup anak-cucuku
Untuk siapa halal-haram ini diramu dan dijadikan jamu di tengah kemanusiaan yang kian lebam membiru?
Renta sudah kurentangkan tanganku dalam gemalau doa
Riuh gemuruh mengucap gaduh orang-orang saling menuduh
Mengerang mengaduh saat benci dan rindu terus-menerus bersetubuh
Pagi yang basi
Siang yang lekang
Malam yang lebam
Secangkir kopi tumpah menyiram dengan pahit pada bait puisi
Kepada siapa aku bernyanyi saat jiwa telah dipenjara oleh rasa sepi?
Negeri ini seakan sedang terkantuk-kantuk menunggu ajal dan kutuk
Saat miras ditenggak lalu memuncratkan miris
Maka mabuklah para penguasa dalam peluk nestapa jiwa bangsa
Wahai anak-cucuku
Semabuk-mabuk bangsa yang sedang merindukan kucuran devisa
Jagalah jiwamu dari gemerlap fatamorgana
Jagalah hatimu dari cendawan dan candu yang terus menggoda
2 Maret 2021