Gus Nas Jogja
Kematian menjemputmu di bulan September
Ketika pandemi mengepung bumi
Mengucap fatwa bahwa manusia tak pantas berlaku jumawa
Di jalan Veteran Jakarta siang itu kita bertemu
Lalu kusimak kisahmu dengan seksama
Tentang Langgar Kidul Kyai Darwis yang dibakar
Tentang perjuangan meluruskan kiblat di Masjid Kauman
Semua kisah itu tak ada yang baru bagiku
Sebab sejarah Kyai Darwis Sang Pencerah itu sudah kuziarahi sejak dahulu
Lalu kudengar kisahmu yang serba lucu
Ketika para tokoh Muhammadiyah menyebutmu orang NU
Sebab persahabatanmu dengan Gus Dur membuat orang-orang itu cemburu
Hari ini malaikat Izrail menjemputmu
Walau asap rokok selalu mengepul dari bibirmu
Aku percaya bukan ia yang mencabut nyawamu
Sebab aku yakin bahwa iman dan ilmu telah menjadi cetak biru dalam hidupmu
Pendidikan bagimu adalah mengasah nalar dan kelembutan hati
Meluaskan cakrawala agar kemanusiaan mampu menjalankan amanah khalifah di muka bumi
Karena itulah kebudayaan dan agama kau pintal dengan kesegaran jiwa
Dan berbeda agama tak menjadikanmu memandang sebelah mata
Kematian bagimu adalah gerbang indah berpintu rindu
Sebab akhlak mulia dan budi pekerti sepanjang hidupmu
Telah menjemputmu menuju taman firdaus bertabur harum gaharu
Selamat jalan wahai sang mahaguru …
7 September 2020