Gus Nas Jogja
Pagi ini kucium bau surga
Pada semerbak rindu di kelopak jiwa
Dari harum doa dari lidah yang selalu terjaga
Kupetik sebutir embun di rimba raya
Yang bergelantungan pada jutaan helai daun sebelum fajar tiba
Bening cinta yang tak pernah tergoda oleh debu di cakrawala
Embun itu menetes di atas sajadahku
Membasahi sujud paling lembut pada rakaat terakhirku
Kucium bau surga hingga merasuk di ufuk lubuk kalbuku
Peziarah yang tak pernah lelah mencari arah
Pesuluk tua yang menyeret-nyeret rindu menuju senja
Kucium surga pada puncak attahiyyat dalam biru tahajudku
Pada cipratan rahmat dari doa para yatim-piatu
Pagi ini kutakbirkan ribuan rasa sakit dan gelimang dosa di masa lalu
Jejak-jejak luka yang bertebaran dalam kelam malamku
Usai sudah dusta itu kukubur diam-diam dalam pusara istighfarku
Pagi ini hanya ada cinta dan surga yang memahkotai ubun-ubunku
Menyinari hati dalam sulaman sunyi
Menjelma hujan cahaya di relung dada
18 Desember 2020