
Oleh Dr. M. Wildan, S.S., M.A.
Wakil Rektor III Universitas Pamulang
Suyanto.id–Sekitar pukul 13.20 saya menerima pesan WhatsApp dari Prof. Dr. Sugiyono yang berisi: Innalillahi wainna illaihi rojiun. Telah berpulang ke Rahmatullah. Bapak Wadir 1, PPs UNY, Bapak Senam beberapa menit lalu. Semoga Almarhum husnul khatimah. Suatu pesan yang tidak lazim saya terima dari Prof. Sugi, begitu saya memanggil beliau. Biasaya percakapan dengan beliau seputar akreditasi serta tentang motivasi saat saya meminta beliau untuk memberikan kata pengantar buku saya yang berjudul Linguistik Kekinian.
Saya katakan suatu pesan yang tidak biasa. Pasalnya, di dalamnya memuat suatu kabar duka atas wafatnya Bapak Senam. Bapak Senam atau Dr. ret. nat. Senam, saya mengenal almarhum pada saat Universitas Pamulang menyiapkan akreditasi institusi serta berlanjut pada pemberian gelar Doktor Kehormatan (Dr. H.C.) kepada Bapak H. Darsono di UNY.
Saat itu, Universitas Pamulang menyiapkan akreditasi institusi sekitar satu tahun. Selama waktu itulah saya dan kawan-kawan tim penyusun borang akreditasi institusi perguruan tinggi (AIPT) berguru teknis penyusunan borang bersama almarhum. Bahkan tidak jarang kami hadir langsung ke Yogyakarta guna mendalami seluk-beluk borang AIPT. Jalinan komunikasi tidak terhenti pada penyusunan borang AIPT, tetapi juga berlanjut pada penyusunan borang akreditasi program studi (APS).
Pak Senam termasuk orang yang sabar dan penuh tanggung jawab dalam menjalankan tugasnya. Saya mengetahui almarhum saat itu masih menjabat sebagai Wakil Rektor IV UNY. Tentu dengan jabatan yang disandangnya memiliki kesibukan yang luar biasa, baik di dalam maupun luar kampus. Namun, dengan aktivitas yang amat tinggi ini masih menyempatkan diri membina tim kelompok kerja (Pokja) borang AIPT Unpam. Pembinaannya bukan satu-dua kali, tetapi sekitar satu tahun ditambah pembinaan kepada tim pokja borang APS.
Pak Senam termasuk orang yang sangat ditunggu-tunggu kehadirannya oleh tim pokja borang AIPT saat itu. Pasalnya, dalam penyampaiannya selalu membawa forum pokja borang AIPT dengan penuh humoris. Meskipun borang memiliki tingkat kerumitan dalam penyusunannya serta ditambah dengan evaluasi diri, tetapi dengan pembawaannya membuat tim pokja borang AIPT semangat mengikuti hingga pukul 11 malam.
Sabar dan tanggung jawab menjadi cermin pribadi yang melakat pada mendiang Dr. ret. nat. Senam, M.Si. Betapa tidak, di tengah kesibukannya masih menyempatkan diri berbagi ilmu pengetahuan dari pagi hingga larut malam. Bahkan almarhum juga turut mengoreksi redaksi dalam standar 1 hingga 7 dari buah karya tim pokja binaannya. Lebih-lebih saat diinformasikan kepada almarhum bahwa sebelum borang dikirim melalui sapto BAN PT, akan direview juga oleh Prof. Sugiyono. Mendengar hal tersebut, almarhum terus memacu semangat para tim pokja agar tetap fokus pada standar yang menjadi tugas masing-masing pokja.
Selayang pandang tentang Pak Senam di atas menginformasikan bahwa almarhum termasuk orang yang sabar serta memiliki tanggung jawab yang tinggi dalam menjalankan tugas yang diberikan kepadanya. Semasa borang disusun, tak jarang saya dihubungi oleh almarhum, menanyakan perkembangan borang. Sembari mengingatkan bila borang telah selesai agar dikirim melalui surelnya untuk dikoreksi segera. Hal semacam inilah yang membuat saya serta rekan lainnya terkesan dengan almarhum.
Tentu pengalaman yang saya rasakan ini senada dengan yang diungkapkan oleh Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, mantan Rektor UNY yang juga sebagai atasan almahum saat sama-sama memimpin UNY selama 3 tahun 6 bulan.
“Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Barusan saya mendapat berita duka. Telah berpulang ke hadapan Allah SWT Dr. rer. nat. Senam membantu saya sebagai WR 4, beliau sangat baik, santun, dan tanggung jawab akan kewajibannya. Insya Allah husnul khotimah dan keluarga yg ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan… Amin,” tulis Prof. Dr. Sutrisna Wibawa dalam akun Facebook-nya pada Ahad, 5 September 2021.
Berkat kerja keras dan ikhlas Pak Senam bersama tim pokja AIPT, kini Unpam berhasil mengubah status akreditasi AIPT dari peringkat C menjadi B. Bahkan jika boleh disebut juga sebelumnya terdapat 8 prodi di Unpam yang masih berakreditasi C, namun saat ini 7 prodi telah terakreditasi B serta 1 prodi masih menunggu penetapan hasil dari BAN PT.
Melalui bukti ini, menjadi saksi amal baik almarhum semasa hidupnya. Insyaallah almarhum termasuk golongan hambaNya yang baik serta segala yang telah didedikasikan untuk Unpam menjadi amal-ibadah di hadapan Allah SWT. Saya beserta civitas academica Unpam berdoa semoga almarhum wafat dalam keadaan husnul khatimah.
Allahumaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fu’anhu.