Home Gagasan Ilmiah Populer Pandemi Covid-19 Matikan Semua Sendi Kehidupan

Pandemi Covid-19 Matikan Semua Sendi Kehidupan

1
Pandemi Covid-19 Matikan Semua Sendi Kehidupan

Oleh Edison Kabak, S.Kep., Ners., M.Kep.
Staf Pendidik Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura Program Pendidikan D-III Keperawatan Wamena-Papua

Suyanto.id–Di dunia ini, manusia ingin hidup bebas, ingin hidup berintraksi dengan manusia lain, ingin hidup saling kerja sama, saling membantu, saling bergaul satu sama yang lain. Manusia ingin bebas mengikuti pendidikan, aktivitas perekonomian, dan aktivitas sosial dalam kehidupan sehari-hari, tapi semua itu menjadi tidak optimal sejak pandemi Covid-19 melanda dunia.

Saat ini semua aktivitas manusia menjadi terbatas, kegiatan diatur oleh pemerintah, TNI, Polri, gereja, masjid, tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat, dan lain sebagainya, semua orang harus menaati protokol kesehatan (prokes). Dengena demikian, aktivitas ekonomi, pendidikan, dan aktivitas sosial tidak berjalan dengan lancar sebagaimana mestinya.

Aktiviatas ekonomi

Sebelum pandemi, manusia bebas melakukan aktivitas ekonomi dengan sangat baik dan sangat lancar. Usaha-usaha masyarakat, baik supermarket, toko, kios, pertanian, perikanan, peternakan, bengkel, rumah makan, kafe, maupun internet/warnet bisa dijalankan dengan maksimal. Saat ini, semua aktivitas itu sangat dibatasi sehingga berdampak kepada perekonomian masyarakat Indonesia dan tentu saja dunia. Jika ada di antaranya yang mencoba melanggar prokes, maka konsekuensinya dapat sanksi dari pemerintah sesuai dengan pelanggarannya.

Aktiviatas pendidikan

Aktiviatas belajar mengajar di sekolah pun terganggu, dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA, SMK, sekolah kejuruan hingga perguruan tinggi. PAUD hingga perguruan tinggi tersebut harus mengikuti arahan menteri pendidikan untuk belajar secara online. Dengan sistem online ini, siswa atau mahasiswa tinggal atau belajar dari rumah, tidak bisa hadir atau berinteraksi dengan sesama siswa atau mahasiswa di sekolah atau kampus.

Belajar online mungkin tidak masalah bagi siswa atau mahasiswa yang tinggal di kota. Akan tetapi, bagi mereka yang tinggal di pelosok di mana jaringan internet sangat terbatas bahkan tidak ada sama sekali, seperti di pedalaman Papua dan Papua Barat, perihal jaringan internet ini merupakan persoalan besar.

Siswa dan mahasiswa yang tinggal di kota-kota yang serba ada itu siswa/mahasiswa sangat senang karena jaringan internet sangat memadai untuk mereka belajar atau kuliah online. Apalagi dengan adanya bantuan kuota internet yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sebaliknya, bagi pelajar dan mahasiswa yang jaringan internetnya tidak memadai, yang tinggal di daerah pedalaman atau daerah terpencil, betul-betul mengalami kesulitan belajar online ini.

Baca juga:   Kisah Nyata Pasien Sembuh dari Jeratan Covid-19

Pandemi Covid-19 ini benar-benar sangat merugikan belajar dan mahasiswa yang ada di daerah terpencil, di daerah terisolasi, dan daerah di pedalaman. Mereka sebelum pandemi belajar di kelas atau ruangan yang nyaman, sekarang tidak bisa lagi.

Kendati demikian, guru dan dosen di daerah terpencil atau pedalaman mempunyai alternatif yang sangat luar biasa. Mereka menyiapkan modul pembelajaran yang dapat digunakan oleh siswa atau mahasiswa. Modul tersebut dapat digunakan oleh siswa atau mahasiswa untuk belajar di rumah, tanpa harus bertatap muka dengan guru atau dosen.

Di antara guru dan dosen tersebut, ada pula yang berinisiatif membentuk kelompok belajar yang terdiri atas 6–7 siswa atau mahasiswa. Mereka belajar atau praktik di laboratorium bersama. Dengan adanya berbagai alternatif ini, kegiatan belajar-mengajar untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang unggul tetap bisa berjalan.

Aktivitas sosial

Aktivitas sosial pun terganggu di masa pandemi ini. Setiap aktivitas kelompok atau komunitas dibatasi oleh pemerintah, setiap tempat orang banyak berkumpul dikontrol atau dipantau oleh aparat keamanan. Ketika banyak orang beraktivitas, maka dibubarkan oleh aparat keamanan. Tempat-tempat hiburan seperti tempat bioskop, kafe, tempat rekreasi, mall/supermarket, dan lain sebagainya dibatasi dan harus harus menerapkan ikuti protokol kesehatan yang telah ditentukan oleh pemerintah.

Tidak hanya aktivitas berskala luas seperti itu, aktivitas gotong royong di RT/RW bahkan kegiatan keluarga pun dibatasi pelaksanaannya. Hal ini betul-betul mematikan sendi-sendi kehidupan manusia di muka bumi ini.

Para ahli dari berbagai universitas pada awalnya memprediksi bahwa pandemi ini akan berakhir pada mei atau Juni 2020. Kenyataannya hingga saat ini pandemi masih berlangsung dan angka penderita Covid-19 terus bertambah kendati segala upaya telah dilalukan untuk menghentikannya.

Menghadapi kenyataan ini, hal terbaik yang dapat kita lakukan sekarang adalah tetap bekerja, belajar, dan berkativitas sosial dengan baik. Tentu saja semua aktivitas tersebut harus memperhatikan protokol kesehatan yang telah ditentukan, di antaranya dengan memakai masker, mencuci tangan pakai sabun di air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumuman, serta membatasi mobilisasi dan interaksi (5M). (*)

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here