
Gus Nas Jogja
Jika sejarah hanya sederet noktah
Maka pandemi telah menuliskan ribuan puisi dari jiwa yang kehabisan kata
Jika pandemi datang untuk menyembuhkan bumi
Dan menghentikan manusia yang telah melampaui batasnya
Itulah makna bahwa Tuhan tak pernah jumawa
Kenapa harus kusalahkan pandemi?
Kenapa bukan kukalahkan kepanikan diri?
Bukankah pandemi sudah lama hadir melucuti kekerdilan kita sendiri?
Saat kita serakah dan melalaikan amanah
Saat kita selingkuh pada bumi tiada henti
Pandemi adalah cara alam semesta merayakan pesta
Saat mata dan telinga manusia telah terbenam dalam comberan angka-angka
Ketika materi mengalahkan energi sepanjang hari
Pandemi adalah cara semesta melanjutkan nafasnya
Saat kemaruk manusia hanya menyisakan asap dan jelaga dimana-mana
Hari esok adalah keseimbangan bagi bumi dan manusia
Pohon-pohon yang tak pernah berhenti bertasbih
Dan mensedekahkan oksigen dengan jernih tanpa dipungut biaya
Akan menjadi penyembuh di alam raya
Kematian tak akan melampaui takdirnya
Tapi manusia yang kehilangan rasa syukur akan menuding pandemi sebagai bencana
Hanya hidup sehat yang Tuhan pinta
Makan dan minum secukupnya tanpa mengabaikan perut lapar tetangga
10 September 2020