Home Gagasan Ilmiah Populer Strategi Pengelolaan Keuangan di Masa Pandemi Covid-19

Strategi Pengelolaan Keuangan di Masa Pandemi Covid-19

15
Strategi Pengelolaan Keuangan di Masa Pandemi Covid-19

Dr. Denies Priantinah, S.E., M.Si., Ak., C.
Akuntan, Peneliti, dan Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta

Suyanto.id–Corona virus–makhluk mikro tak kasat mata ini memiliki kekuatan yang luar biasa. Dia mampu meluluhlantakkan tatanan di hampir seluruh negara di dunia. Daya rusaknya yang hebat tidak hanya menghantam aspek kesehatan umat manusia, namun juga mampu menciptakan gelombang susulan berupa krisis ekonomi global.

Betapa tidak, sebaran infeksi pandemi ini membuat manusia harus memimalkan mobilitas lokal dan global untuk menghindarinya. Mengurangi mobilitas artinya tersendatnya beragam aktivitas yang akan berujung pada kemandegan ekonomi. IMF menyatakan pandemi covid-19 akan menimbulkan krisis ekonomi yang lebih besar daripada krisis ekonomi yang terjadi pada periode-periode sebelumnya. Banyak perusahaan yang terancam gulung tikar karena tak mampu melakukan proses produksi. Kegiatan ekonomi dari sektor pariwisata nyaris mandeg karena orang diminta untuk beraktivitas di dalam rumah. Sektor informal terpukul karena tiadanya konsumen yang harus mereka layani.

Ketiadaan pendapatan bagi perusahaan akan berdampak pada penerimaan gaji karyawan. Banyak dari mereka yang terpaksa harus dirumahkan, bahkan harus mengalami PHK. Dalam kondisi ini, maka pendapatan akan mengalami penurunan. Sampai kapan? Adanya Ketidakpastian, ketakutan dan kekuatiran ini tentu menimbulkan stress. Padahal kita tahu bahwa kesehatan mental sangat diperlukan untuk menjaga imunitas tubuh sebagai senjata menghadapi virus corona ini. Kekhawatiran adalah respons yang wajar, namun kita harus tetap tenang dan berpikir jernih mengenai alternatif solusi untuk mengatasi keterbatasan keuangan kita dalam masa krisis. Jangan biarkan masalah keuangan mengganggu kesehatan fisik dan mental kita yang merupakan surival kits untuk bertahan dalam kondisi ini. Beberapa hal yang kita bisa lakukan untuk mempersiapkan diri adalah.


  1. Tata ulang prioritas keuangan selama masa pandemi

Beraktivitas di dalam rumah membuat kita mampu menghemat pengeluaran. Pengeluaran yang kita prioritaskan adalah pengeluaran yang bersifat pokok untuk bertahan hidup, serta kesehatan dan pendidikan. Atur ulang kebutuhan sehari-hari dengan cermat mengikuti besaran pendapatan kita saat ini. Pangkas pengeluaran yang tidak perlu, seperti: membeli barang yang bukan kebutuhan pokok seperti fashion, perabotan, kendaraan, aktvitas rekreasi, hang out, dan lain-lain. Jika perlu, kita memaksa diri dengan cara mewajibkan diri untuk menyisihkan sebagian penghasilan untuk ditabung, baru sisanya dipergunakan untuk membiayai pengeluaran.

  1. Simpan dana darurat
Baca juga:   Pembelajaran dalam Suasana Pandemi: Siapa Mengerjakan Apa

Siapkan dana darurat, seberapa pun uang yang kita miliki. Simpan sebagian tabungan kita dan jangan dipergunakan kecuali dalam kondisi darurat. Dana cadangan ini akan memberikan rasa aman untuk menghadapi ketidakpastian yang ada. Dengan mencadangkan dana darurat ini, kita juga akan lebih bijak dalam membuat skala prioritas pengeluaran dengan sisa dana yang tersedia.

  1. Hindari Utang

Disiplinlah untuk hidup dengan uang yang kita miliki dan sebisa mungkin menghindari utang dalam periode ini. Pertimbangannya adalah pendapatan yang terus menurun sementara suku bunga pinjaman akan tinggi karena imbas krisis ekonomi. Memiliki utang dalam kondisi ini akan sangat memberatkan cashflow kita. Sehingga berhemat adalah pilihan terbaik. Jika kita terlanjur memiliki utang, maka negosiasikan dengan pihak bank kemunkinan reschedule angsuran utang kita, sehingga akan meringankan pembayaran cicilan selama masa krisis.

  1. Investasi terbaik adalah pengetahuan

Meskipun kita beraktivitas di rumah, tidak bekerja atau pun sedang menganggur, bukan berarti kita tidak bisa melakukan sesuatu. Dalam masa ini akan sangat baik jika kita mempersiapkan diri untuk menghadapi kondisi apabila bencana wabah ini berlalu. Belajar dari sumber apapun, memperluas wawasan dengan pengetahuan. Banyak sumber literatur dan kelas online yang ditawarkan selama masa pandemi ini. Saatnya kita investasi pengetahuan dalam diri kita, sehingga kita siap untuk meng-up grade kemampuan kita untuk menghadapi tantangan selepas covid-19 berlalu.

  1. Hidup dengan lebih sederhana

Kebutuhan hidup cenderung bisa dipenuhi, yang sulit untuk dipenuhi adalah keinginan. Untuk masa krisis ini, kita harus disiplin mengekang keinginan dan berusaha untuk fokus pada kebutuhan. Hindari perilaku boros dan berlebihan dalam penggunaan dana. Untuk menghadapi masa krisis memang kita harus prihatin agar bisa bertahan dengan baik sampai badai ini berlalu.

Dengan persiapaan maka kita akan memahami apa yang harus kita perbuat. Kesiapan ini juga membuat kita lebih tenang dalam menghadapi masa krisis dan memampukan kita menggali potensi untuk meraih kesempatan. Semoga bencana ini segera berlalu dan berakhir dengan baik. (*)

15 COMMENTS

  1. Terima kasih.Dana darurat.sangat penting..juga menabung. Kalau terlanjut hutang bank untuk investasi tanah/rumah tentu saja sudah ada persiapan cicilan. Kelas menenhah atas tidak akan miskin kalau mau bershodakoh. Bagaikan sungai jika dialirkan air akan menjadi bersih. Jika tidak dialirkan akan berbau dan kotor..siapa yang memberi pasti akan ditambahkan.

  2. Perlu ditegaskan untuk siapa karena bagi mereka kelas ekonomi atas malah ada yg berlibur di rumah mewahnya, sementara bagi mereka yang hanya bisa makan hari ini karena mereka Hari ini bekerja tidak ada lagi apa yang mau ditabung bahkan kalau mau hutangpun tidak berani karena tidak ada yang akan dipakai untuk membayar hutang.

    • Inggih Bapak, tips tersebut relatif generik untuk yang memiliki penghasilan relatif tetap dan kelas menengah atas. Sedangkan kelas menengah bawah bisa menerapkan tips tersebut namun dengan keterbatasan dan bahkan mungkin ada yang harus dibantu. Dari sinilah kita memahami bahwa harus ada kerjasama dan kekompakan antar kelas. Yang menengah atas berusaha lebih berhemat krn dengan demikian mampu mereduksi efek krisis, dan bila memungkinkan masih bisa membantu pd pihak yg kurang mampu. Sedangkan yang menengah bawah dibantu baik oleh negara maupun golongan yang lebih mampu dan tentunya tetap disiplin untuk mengelola keuangan biarpun sedikit.

  3. Terima kasih Prof. Ini memang realitas yg perlu kita hadapi dgn lebih bijaksana. Mau tdk mau kita memang hrs belajar dr situasi ini. Berhemat, membuat skala prioritas untuk bisa tetap survive, syukur-syukur masih bisa membantu orang lain yang membutuh. Sekali lagi terima kasih, sangat bermanfaat.

  4. Terima kasih Prof sangat inspirstif, semoga kita bisa menyisihkan utk membantu eman2 yg sangat membutuhkan karn dampak korona ini. Insya Allah

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here