Home Gagasan Ilmiah Populer Terapi Covid-19 dengan Plasma

Terapi Covid-19 dengan Plasma

4
Terapi Covid-19 dengan Plasma
Ilustrasi Covid-19/Gambar: Lawancovid-19.surabaya.go.id

Dr. Heru Nurcahyo, M.Kes.
Dosen Jurdik Biologi FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

Suyanto.id–Untuk memudahkan memahami topik pembicaraan kali ini, marilah kita mengingat kembali tentang konsep ANTIGEN, ANTIBODI dan SISTEM KEKEBALAN (imunitas). Antigen adalah benda asing yang masuk ke dalam jaringan tubuh seseorang, sebagai contoh antigen adalah Covid-19. Telah menjadi hukum alam bahwa setiap antigen yang masuk ke dalam jaringan tubuh akan merangsang sistem pertahanan tubuh untuk menanggapinya dengan membentuk zat kebal atau zat anti (antibody).

Di dalam setiap tubuh orang sehat terdapat sistem kekebalan yang terdiri atas berbagai jenis sel darah putih, jaringan limfoid, kelenjar timus, organ limpa dan kelenjar getah bening (limfe). Ketika antigen, dalam hal ini Covid-19, menempel pada reseptor spesifiknya di alveolus dan kemudian masuk ke jaringan tubuh, secara spontan tubuh kita mengenali antigen tersebut.




Hukum yang berlaku adalah it is myself or nonself, artinya ‘barang (antigen) ini milikku atau bukan milikku’. Jika antigen ini milikku, sistem pertahanan tubuh TIDAK bakal menyerangnya. Sebagai contoh pada saat transfusi darah, ketika yang dimasukkan darah yang sama dengan golongan darah si penerima (resipien) maka aman saja, tetapi jika yang dimasukan bukan darah yang sama, maka akan terjadi reaksi penolakan.

Setelah masuk ke dalam jaringan tubuh, si Covid-19 selanjutnya akan dimakan oleh sel darah putih yang memang tugasnya tukang makan benda asing, namanya MAKROFAG. Selain tukang makan, peran lain dari makrofag tersebut adalah menyajikan atau mempersembahkan bagian dari antigen tersebut kepada sel limfosit T penolong.

Pada akhirnya sel limfosit T penolong akan merangsang sel limfosit B sehingga mengalami perubahan menjadi sel plasma yang berperan menghasilkan antibody yang sangat spesifik terhadap Covid-19. Selain itu, juga akan merangsang terbentuknya sel pengingat (sel memori) yang berperan untuk mengingat antigen tersebut. Dengan demikian, seseorang menjadi kebal terhadap penyakit yang disebabkan oleh antigen tersebut untuk waktu yang lama bahkan ada yang seumur hidup.

Baca juga:   Hardiknas: Peluang Penerapan Penjaminan Mutu Sekolah di Masa Covid-19

Antibodi yang dihasilkan oleh sel plasma tersebut kemudian berada dalam plasma darah (humoral). Untuk mempermudah memahami apa itu plasma darah, ibarat cendol dawet, maka sel-sel darah pada cairan darah adalah cendolnya, air santannya adalah plasmanya, sedangkan gulanya adalah zat kebal. Oleh karena itu, jika seseorang telah terinfeksi Covid-19 dan kuat bertahan hidup, pada plasma darahnya banyak mengandung zat kebal terhadap Covid-19 (zat anti-Covid19).

Untuk mempermudah memahami apa itu plasma darah, ibarat cendol dawet, maka sel-sel darah pada cairan darah adalah cendolnya, air santannya adalah plasmanya, sedangkan gulanya adalah zat kebal.

Selain cara pertama tadi, tubuh seseorang dapat dirangsang secara aktif dengan sengaja memberikan vaksin (imunisasi) sehingga tubuh akan menghasilkan zat kebal dalam jumlah yang memadai dan dapat dijumpai di dalam plasma darahnya. Masalahnya, vaksin Covid-19 sampai saat ini belum dipasarkan, tetapi saya yakin bahwa vaksin Covid-19 saat ini telah ditemukan, mungkin menunggu selesai uji coba.

Apabila zat kebal terhadap Covid-19 di dalam plasma darah tadi disaring kemudian diberikan kepada penderita Covid-19, efek terapinya akan menetralkan virus Covid-19 dan orang tersebut menjadi kebal dan sembuh dari penyakit Covid-19. Hal yang sama terjadi pada bayi dalam kandungan yang mendapatkan zat kebal dari ibunya melalui plasenta, namanya kekebalan pasif.

Permasalahannya, tidak mudah memperoleh plasma yang mengadung zat anti-virus Covid-19 sebanyak yang dibutuhkan saat ini. Hal tersebut karena ketersediaan donor plasma kemungkinan tidak mencukupi kebutuhan. Akan tetapi, ini sebuah harapan pengobatan dengan teknik terapi, teknik yang sebenarnya sudah lama dikenal.

Demikian sekilas penjelasan, semoga bermanfaat dan dapat untuk bahan pencerahan. Terima kasih dan salam sehat sejahtera selalu. (*)

4 COMMENTS

  1. Maturnuwun Pak Heru…
    Selalu menyampaikan ilmu dg cara khas-nya “nyleneh” tapi sangat membantu memudahkan dalam memahami dan mencerahkan 👍👍👍

  2. Terima kasih, Pak Heru Nurcahyo. Benar-benar mencerahkan. Hal yang sebenarnya rumit tapi dapat dusampaikan secara gamblang, sederhana. Semoga barokah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here